Gordang Sambilan
Gordang sembilan adalah alat musik perkusi yang terdiri dari
sembilan gendang besar dan dilengkapi instrumen musik lainnya. Masing-masing
gendang punya nama dan telah ditetapkan siapa yang berhak menabuhnya :
- Jagat, dua gendang yang paling besar ditabuh oeh Raja Panusunan dan gondang Sibaso ditabuh Datu Parmongmong
- Hudong-kudong, dua gendang yang ditabuh oleh Kahanggi Raja
- Panulus, dua gendang yang ditabuh oleh Anak Boru
- Padamoskon, dua gendang yang ditabuh oleh Pisang Raut
- Eneng-eneng, satu gendang yang ditabuh oleh Naposo Bulung
Alat musik dilengkapi instrumen lainnya Tali sasayak,
Epong-epong, Panigai, Momongan, Ogung serta alat tiup Suling, Tulila dan
Uyup-Uyup.
Gordang
sambilan merupakan simbol kepemimpinan dalam masyrakat Mandailing yang kompak
dan terpadu bagai irama yang dimainkan dalam gordang tersebut. Jabatan dalam
kepemimpinan masyarkat Mandailing ada sembilan yaitu:
1.
Raja Panusunan, kepala pemerintahan dalam wilayah yang dikepalai
beberapa Raja Pamusuk
2.
Datu atau Natobang, yang mempunyai pengalaman
yang luas dan kebijak sanaan
3.
Natoras, sebagai wakil Datu atau Natobang
4.
Harajaon, sebagai kelompok masyrakat
5.
Kepala Ripe, Ketua kelompok masyrakat
6.
Uluan, berkedudukan sebagai Mora
7.
Talaga, yaitu anak boru
8.
Goruk- goruk Hapinis atau Ulubalang, sebagai
penjaga keamanan
9.
Suruonkonon, yang disuruh dari kalangan anak
boru
Biasanya irama Gordang ambilan yang selalu dibawakan adalah Gordang Tua,
Gordang Siatur Sanggul, Gordang Sampuara Batu Mangulung Dan Gordang Roba
Namosok. Irama ini mempunyai tempo dari yang paling lambat sampai tempo yang
paling cepat.
Category: Budaya
0 komentar