Pemilihan Presiden di Negara yang sangat saya cintai ini tidak lama lagi akan dilaksakan, ada dua pasang Calon Presiden-Wakil Presiden yaitu nomor urut satu Prabo-Hatta kemudian nomor urut dua Jokowi-Jk yang secara sah ditetap oleh KPU. Sejak penetapan KPU ada beberapa cara yang dilakukan KPU untuk memperkenalkan dua pasang Calon Presiden-Wakil Presiden tersebut kepada Rakyat Indonesia salah satunya dengan mengadakan debat Capres-Cawapres.
Awalnya saya
sangat menyukai pasangan Capres-Cawapres nomor urut dua, mengingat prestasi
yang telah dicapai Bapak Jokowi semasa dia masih menjadi Walikota Solo akan
tetapi, setelah melihat dan mendengar pernyatan-pernyataan yang disampaikan
oleh Bapak Prabowo di acara debat Capres begitu juga Pernyataan Bapak Hatta
didebat Cawapres saya berfikir kembali.
Menurut saya
pribadi, permasalahan Negara Indonesia ini sama seperti permasalahan waktu
Indonesia sebelum merdeka yaitu "dijajah", hanya saja pada saat
sekarang caranya berbeda pada saat sebelum Inodonesia merdeka namun tujuan dari
penjajahan tersebut sama, ingin memiliki kekayaan Negara ini.
PT. Freeport
sebagai bukti bahwa Negara Indonesia dijajah Negara Asing mungkin hampir
seluruh rakyat Indonesia sependapat dengan saya dan mengetahui keberadaan
Perusahan tersebut berbeda dengan PT. Sorik Masmining, Perusahan tambang emas
yang Berada di kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara.
PT. Sorik
Masmining adalah perusahaan tambang emas yang telah lama melakukan eksploitasi
di kampung halaman saya di kabupaten Madina. pemilik perusahaan itu adalah
Negara asing sama seperti PT. Freeport yang hanya ingin memiliki kekayaan alam
Negara ini.
Tahun lalu
sudah terjadi gejolak antara masyarakat pribumi dengan perusahan. Masyarakat
kabupaten Madina menolak keberadaan perusahaan tersebut, masyakat berpikir
keberadaan perusahan haya merugikan Negara khususnya Kabupaten Madina.
PT. Sorik
Masmining memiliki wilayah Kontrak yang begitu luas, yang lebih parahnya lagi
wilayah kontraknya berada di daerah Hutan lindung yang ditetapkan oleh
Pemerintah Kabupaten Madina.
Tidak hanya
sampai di situ "penjajahan" yang dirasakan oleh mayarakat kabupaten
Madina. Dalam beberapa tahun kedepan akan ada lagi perusahaan tambang Negara
asing yang akan mengeruk kekayaan alam bumi Gordang Sambilan kali ini kandungan
energi panas bumi Madina yang akan dikeruk oleh mereka.
Pada tahun
2014 Perusahaan yang bergerak dibidang energi panas bumi itu sudah melakukan
pembebasan lahan, tidak lama lagi kami rakyat Indonesia yang berada di
kabupaten Madina aka melihat dan merasakan "Penjajahan" Negara Asing
lewat perusahaan yang mereka dirikan, sungguh tragis, sungguh menyedihkan,
namun apalah yang kami bisa perbuat sebagai sebagai rakyat kecil yang tidak
mempunyai daya untuk melawawan untuk menghentikan "penjajahan" yang
terjadi di Negara yang kami cintai ini. Dalam hal ini, Dengan adanya pernyataan
dari pasangan Capres-cawapres Nomor urut satu saya sebagai Rakyat Indonesia
yang menjadi korban Konspirasi Negara asing menyatakan dukungun kepada
Prabowo-Hatta dengan sepenuh hati.
waktu debat
Capres, Bapak Prabowo mengatakan "Kita harus berdiri di kaki sendiri"
kemudian Bapak Prabowo juga sering mengatakan "kekayaan Negara ini
mengalami kebocoran".
Dari
pernyataan Bapak Prabowo tadi saya mengartikan, bahwa keberadaan perusahaan
asing itulah yang dikatakan "kekayaan Negara kita mengalami
kebocoran" dan daerah kabupaten Madina menjadi salah satu titik kebocoran
tersebut.
Maka dari
itu saya mendoa’kan Prabowo-Hatta menang di Pilpres 9 Juli 2014 agar
#IndonesiaBersatu #IndonesiaBangkit menjadi Negara yang
berdaulat berdiri di atas kaki sendiri, #SelamatkanIndonesia #SelamatkanMadina.
Gordang sembilan adalah alat musik perkusi yang terdiri dari
sembilan gendang besar dan dilengkapi instrumen musik lainnya. Masing-masing
gendang punya nama dan telah ditetapkan siapa yang berhak menabuhnya :
- Jagat, dua gendang yang paling besar ditabuh oeh Raja Panusunan dan gondang Sibaso ditabuh Datu Parmongmong
- Hudong-kudong, dua gendang yang ditabuh oleh Kahanggi Raja
- Panulus, dua gendang yang ditabuh oleh Anak Boru
- Padamoskon, dua gendang yang ditabuh oleh Pisang Raut
- Eneng-eneng, satu gendang yang ditabuh oleh Naposo Bulung
Alat musik dilengkapi instrumen lainnya Tali sasayak,
Epong-epong, Panigai, Momongan, Ogung serta alat tiup Suling, Tulila dan
Uyup-Uyup.
Gordang
sambilan merupakan simbol kepemimpinan dalam masyrakat Mandailing yang kompak
dan terpadu bagai irama yang dimainkan dalam gordang tersebut. Jabatan dalam
kepemimpinan masyarkat Mandailing ada sembilan yaitu:
1.
Raja Panusunan, kepala pemerintahan dalam wilayah yang dikepalai
beberapa Raja Pamusuk
2.
Datu atau Natobang, yang mempunyai pengalaman
yang luas dan kebijak sanaan
3.
Natoras, sebagai wakil Datu atau Natobang
4.
Harajaon, sebagai kelompok masyrakat
5.
Kepala Ripe, Ketua kelompok masyrakat
6.
Uluan, berkedudukan sebagai Mora
7.
Talaga, yaitu anak boru
8.
Goruk- goruk Hapinis atau Ulubalang, sebagai
penjaga keamanan
9.
Suruonkonon, yang disuruh dari kalangan anak
boru
Biasanya irama Gordang ambilan yang selalu dibawakan adalah Gordang Tua,
Gordang Siatur Sanggul, Gordang Sampuara Batu Mangulung Dan Gordang Roba
Namosok. Irama ini mempunyai tempo dari yang paling lambat sampai tempo yang
paling cepat.